IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BACA TULIS AL- QUR’AN DENGAN METODE YANBU’A DI PON-PES RIYADHUS SHOLIHIN MEGANG SAKTI

Authors

  • Reni Marlena Institut Agama Islam (IAI) Al-Azhaar Lubuklinggau
  • Muhammad Zainur Rohman Institut Agama Islam (IAI) Al-Azhaar Lubuklinggau

Keywords:

Implementation of Learning, Read, Write, Program, Implementasi Pembelajaran, Baca, Tulis, Program, Yanbu’a

Abstract

The skill of reading the Qur'an or better known as the Koran is an important skill in the early phase to understand the contents of the Qur'an. The Koran also has a close relationship with Muslim rituals, such as performing prayers, hajj and other worship activities. In the implementation of prayers or hajj, for example, it is declared invalid when using a language other than the language of the Qur'an (Arabic). The importance of this basic ability is emphasized by Ibn Sina that the skill of reading the Qur'an is the first and foremost priority in Islamic education. This opinion was also emphasized by Ibn Khaldun that the teaching of the Qur'an is the main foundation that is fundamental in teaching for scientific disciplines. The results of this study can be concluded that learning the Yanbu'a method at the Riyadhus Sholihin Islamic Boarding School Megang sakti in each meeting the students make a circle (halaqah) which contains 10-15 students in one group. Then the supervising teacher conveys the material by reading according to the volume that is read and imitated by the students. Another obstacle experienced by Ustadz when learning Yanbu'a is the lack of concentration of students in participating in learning the Qur'an using the Yanbu'a method, so that in following the learning process they become less concentrated and not enthusiastic. Meanwhile, the supporting factor is that students get adequate facilities and infrastructure and all learning media such as stationery books and others are widely available. 

Keterampilan membaca Al-Qur’an atau lebih dikenal dengan istilah mengaji merupakan keterampilan penting pada fase awal guna memahami isi kandungan Al-Qur’an. Mengaji juga memiliki keterkaitan erat dengan ibadahibadah ritual kaum muslim, seperti pelaksanaan shalat, haji dan kegiatan-kegiata ibadah lainnya. Dalam pelaksanaan sholat atau haji misalnya, dinyatakan tidak sah hukumnya bila menggunakan bahasa selain bahasa Al-Qur’an (Bahasa Arab). Pentingnya kemampuan dasar ini ditegaskan oleh Ibnu Sina bahwa ketrampilan membaca Al-Qur’an merupakan prioritas pertama dan utama dalam pendidikan islam. Pendapat tersebut ditegaskan pula oleh Ibnu Khaldun bahwa pengajaran Al-Qur’an merupakan pondasi utama yang mendasar dalam pengajaran bagi disiplin ilmu. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran metode Yanbu’a di Pondok-Pesantren Riyadhus Sholihin Megang sakti dalam setiap pertemuan siswa membuat lingkaran (halaqah) yang berisi 10-15 siswa dalam satu kelompok. Kemudian guru pembimbing menyampaikan materi dengan cara membaca sesuai dengan jilid yang dibaca dan ditirukan oleh para siswa.Hambatan lain yang dialami oleh Ustadz  saat pembelajaran Yanbu’a adalah dengan kurang konsentrasinya peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur’an dengan menggunakan metode Yanbu’a, sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran mereka jadi kurang konsentrasi dan tidak bersemangat. Sedangkan faktor pendukung nya santri mendapatkann sarana dan prasarana yang memadahi dan seluruh media pembelajaraan seperti buku alat tulis dan lain-lain sudah banyak  tersedia.

Downloads

Published

2025-06-14

How to Cite

Marlena, R., & Zainur Rohman, M. . (2025). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BACA TULIS AL- QUR’AN DENGAN METODE YANBU’A DI PON-PES RIYADHUS SHOLIHIN MEGANG SAKTI . TAZKIRAH, 5(2), 113-121. Retrieved from http://e-journal.uin-al-azhaar.ac.id/index.php/tazkiroh/article/view/819
Abstract Views: 3 | File Views: 4